Rabu, April 17, 2013

Sekilas tentangmu, Wahai Artikel...."Monitoring Corruption : Evidence from a Field Experiment in Indonesia"


hello everybody!
Mau posting lagi nih, sekarang ini saya akan mengulas tentang artikel dengan judul "Monitoring Corruption : Evidence from a Field Experiment in Indonesia" milik Benjamin A. Olken.
Artikel ini berisi tentang penelitian mengenai pemantauan korupsi yang ada di Indonesia.
Artikel ini memeriksa hasil percobaan lapangan di Indonesia yang dirancang untuk menyelidiki pendekatan alternatif untuk memerangi korupsi. Penelitian ini meneliti efek dari dua strategi: monitoring top-down auditor pemerintah dan pemantauan bottom-up melalui partisipasi akar rumput dalam proses pemantauan desa.

Penelitian oleh Benjamin A Olken dilakukan di  Proyek Pembangunan Kecamatan atau PPK, adalah warga negara Program pemerintah Indonesia, yang didanai melalui pinjaman dari Bank Dunia. PPK keuangan proyek di sekitar 15.000 desa seluruh Indonesia setiap tahun. Data dalam penelitian ini berasal dari PPK proyek di 608 desa di dua provinsi yang paling padat penduduknya di Indonesia, Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan dikumpulkan antara September 2003 dan Agustus 2004. Dalam PPK, berpartisipasi kecamatan, yang biasanya mengandung antara 10 dan 20 desa, menerima dana hibah tahunan selama tiga berturut-turut tahun. Setiap tahun, setiap desa di kecamatan membuat proposal untuk kombinasi infrastruktur skala kecil dan modal bibit untuk kredit mikro koperasi. Mayoritas desa (72%) mengusulkan proyek infrastruktur ditambah jumlah kecil untuk tabungan dan pinjaman untukperempuan. Sebuah forum antardesa membuat peringkat semua proposal sesuai dengan nomor kriteria, seperti jumlah penerima manfaat dan biaya proyek, dan proyek didanai menurut daftar peringkat sampai semua dana telah habis.
Ada 2 desain yang dilakukan dalam penelitian ini yang pertama desa diberi tahu bahwa proyek infrastruktur nya akan dinilai oleh auditor (BPKP) baik selama proses maupun selesai proyek. Kedua warga desa diberi undangan atau formulir, dimana warga desa diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai proyek jalan yang ada dalam formulir tersebut, kemudian mengembalikan formulir tersebut ke kotak yang telah disegel. 

Hasil dari penelitian ini yaitu untuk mengurangi korupsi pada proyek pembuatan infrastruktur jalan lebih efektif menggunakan strategi pendekatan top down melalui auditor pemerintah. Bukti menunjukkan bahwa meningkatkan kemungkinan audit eksternal substansial berkurangnya dana yang hilang dalam proyek. Secara khusus, meningkatkan kemungkinan bahwa sebuah desa telah diaudit oleh pemerintah pusat instansi audit dari baseline 4 persen menjadi 100 persen mengurangi pengeluaran hilang dari 27,7 poin persentase menjadi 19,2 persen poin.
Bukti tentang grassroots monitoring menunjukkan bahwa peningkatan grassroots monitoring dalam pemantauan pengeluaran hilang berkurang hanya di bawah suatu keadaan tertentu. Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa mengundang lebih banyak warga desa untuk pertemuan monitoring hanya mengurangi pengeluaran pegawai, dengan tidak berdampak pada bahan-bahannya dan sebagai akibatnya, sedikit dampak pada keseluruhan. Karena sekelompok kecil buruh berdiri untuk mendapatkan dari mengurangi korupsi dalam pegawai, sedangkan seluruh desa berdiri untuk mendapatkan dari mengurangi korupsi dalam bahan, hal ini menunjukkan bahwa grassroots monitoring dapat efektif dalam situasi di mana ada relatif sedikit bebas naik. Misalnya, program yang menyediakan barang pribadi, seperti subsidi pangan, pendidikan, atau perawatan medis, di mana warga negara memiliki kepentingan pribadi dalam memastikan bahwa barang diserahkan dan meminimalkan pencurian Untuk barang publik di mana insentif untuk memantau jauh lemah, seperti proyek-proyek infrastruktur yang dipelajari di sini, hasil menunjukkan bahwa menggunakan auditor profesional mungkin jauh lebih efektif.
Kedua, hasil penelitian menunjukkan bahwa mengeluarkan bentuk komentar anonim untuk mengurangi pengeluaran penduduk desa hilang hanya jika komentar membentuk disebarkan melalui sekolah-sekolah di desa, benar-benar melewati desa pejabat yang mungkin telah terlibat dalam proyek ini. Hal ini menunjukkan bahwa harus diperhatikan dalam merancang program grassroots monitoring untuk memastikan bahwa mereka tidak ditangkap oleh elit lokal.

So, kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan top down melalui pemantauan auditor pemerintah akan lebih efektif apabila digunakan untuk memantau pengadaan barang publik seperti pembangunan infrastruktur. Sedangkan pendekatan bottom up melalui grassroots monitoring akan lebih efektif jika digunakan untuk program pengadaan barang pribadi, seperti makanan bersubsidi, pendidikan, atau perawatan medis di mana individu memilki kepentingan pribadi dalam memastikan bahwa barang benar - benar diserahkan dan meminimalkan pencurian. 
Ya, segitu saja ulasan tentang artikel yang telah saya baca. Apabila ingin membaca artikel lengkapnya, bisa klik ini Monitoring Corruption
Semoga bermanfaat : ))
-W-

1 komentar: