hello
everybody!
Mau
posting lagi nih, sekarang ini saya akan mengulas tentang artikel dengan judul
"Monitoring Corruption : Evidence from a Field Experiment in Indonesia"
milik Benjamin A. Olken.
Artikel
ini berisi tentang penelitian mengenai pemantauan korupsi yang ada di
Indonesia.
Artikel ini memeriksa hasil
percobaan lapangan di Indonesia yang dirancang untuk menyelidiki pendekatan
alternatif untuk memerangi korupsi. Penelitian ini meneliti efek dari dua
strategi: monitoring top-down auditor pemerintah dan pemantauan bottom-up
melalui partisipasi akar rumput dalam proses pemantauan desa.
Penelitian
oleh Benjamin A Olken dilakukan di Proyek Pembangunan
Kecamatan atau PPK, adalah warga negara Program pemerintah Indonesia, yang
didanai melalui pinjaman dari Bank Dunia. PPK keuangan proyek di sekitar 15.000
desa seluruh Indonesia setiap tahun. Data dalam penelitian ini berasal dari PPK
proyek di 608 desa di dua provinsi yang paling padat penduduknya di Indonesia,
Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan dikumpulkan antara September 2003 dan Agustus
2004. Dalam PPK, berpartisipasi kecamatan, yang biasanya mengandung antara 10
dan 20 desa, menerima dana hibah tahunan selama tiga berturut-turut tahun.
Setiap tahun, setiap desa di kecamatan membuat proposal untuk kombinasi
infrastruktur skala kecil dan modal bibit untuk kredit mikro koperasi. Mayoritas
desa (72%) mengusulkan proyek infrastruktur ditambah jumlah kecil untuk
tabungan dan pinjaman untukperempuan. Sebuah forum antardesa membuat peringkat
semua proposal sesuai dengan nomor kriteria, seperti jumlah penerima manfaat
dan biaya proyek, dan proyek didanai menurut daftar peringkat sampai semua dana
telah habis.
Ada
2 desain yang dilakukan dalam penelitian ini yang pertama desa diberi tahu
bahwa proyek infrastruktur nya akan dinilai oleh auditor (BPKP) baik selama
proses maupun selesai proyek. Kedua warga desa diberi undangan atau formulir,
dimana warga desa diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai proyek jalan yang
ada dalam formulir tersebut, kemudian mengembalikan formulir tersebut ke kotak
yang telah disegel.
Hasil
dari penelitian ini yaitu untuk mengurangi korupsi pada proyek pembuatan
infrastruktur jalan lebih efektif menggunakan strategi pendekatan top down melalui
auditor pemerintah. Bukti menunjukkan bahwa meningkatkan kemungkinan audit
eksternal substansial berkurangnya dana yang hilang dalam proyek. Secara
khusus, meningkatkan kemungkinan bahwa sebuah desa telah diaudit oleh
pemerintah pusat instansi audit dari baseline 4 persen menjadi 100 persen
mengurangi pengeluaran hilang dari 27,7 poin persentase menjadi 19,2 persen
poin.
Bukti
tentang grassroots monitoring menunjukkan
bahwa peningkatan grassroots monitoring
dalam pemantauan pengeluaran hilang berkurang hanya di bawah suatu keadaan
tertentu. Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa mengundang lebih banyak
warga desa untuk pertemuan monitoring
hanya mengurangi pengeluaran pegawai, dengan tidak berdampak pada
bahan-bahannya dan sebagai akibatnya, sedikit dampak pada keseluruhan. Karena
sekelompok kecil buruh berdiri untuk mendapatkan dari mengurangi korupsi dalam
pegawai, sedangkan seluruh desa berdiri untuk mendapatkan dari mengurangi
korupsi dalam bahan, hal ini menunjukkan bahwa grassroots monitoring dapat efektif dalam situasi di mana ada
relatif sedikit bebas naik. Misalnya, program yang menyediakan barang pribadi,
seperti subsidi pangan, pendidikan, atau perawatan medis, di mana warga negara
memiliki kepentingan pribadi dalam memastikan bahwa barang diserahkan dan
meminimalkan pencurian Untuk barang publik di mana insentif untuk memantau jauh
lemah, seperti proyek-proyek infrastruktur yang dipelajari di sini, hasil
menunjukkan bahwa menggunakan auditor profesional mungkin jauh lebih efektif.
Kedua,
hasil penelitian menunjukkan bahwa mengeluarkan bentuk komentar anonim untuk
mengurangi pengeluaran penduduk desa hilang hanya jika komentar membentuk
disebarkan melalui sekolah-sekolah di desa, benar-benar melewati desa pejabat
yang mungkin telah terlibat dalam proyek ini. Hal ini menunjukkan bahwa harus
diperhatikan dalam merancang program grassroots
monitoring untuk memastikan bahwa mereka tidak ditangkap oleh elit lokal.
So, kesimpulan dari penelitian ini
adalah bahwa pendekatan top down melalui pemantauan auditor pemerintah
akan lebih efektif apabila digunakan untuk memantau pengadaan barang publik
seperti pembangunan infrastruktur. Sedangkan pendekatan bottom up melalui
grassroots monitoring akan lebih efektif jika digunakan untuk program
pengadaan barang pribadi, seperti makanan bersubsidi, pendidikan, atau
perawatan medis di mana individu memilki kepentingan pribadi dalam memastikan
bahwa barang benar - benar diserahkan dan meminimalkan pencurian.
Ya, segitu saja ulasan tentang artikel yang telah saya baca. Apabila ingin membaca artikel lengkapnya, bisa klik ini Monitoring Corruption
Semoga bermanfaat : ))
-W-
nice :P
BalasHapus